02 January 2012

Individu, Keluarga, dan Masyarakat

KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul Individu, Keluarga, dan Masyarakat.

Makalah ini berisikan tentang informasi tentang Individu, Keluarga, dan Masyarakat atau yang lebih khususnya membahas masalah yang sering terjadi di sekitar kita yang menyangkut judul makalah ini, kami menyusun makalah ini juga berasal dari sumber yang kami anggap terpercaya.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.


Depok 1 Oktober 2011





        Penyusun

























I.Maksud dan Tujuan

Maksud:
Maksud dari penulisan makalah ini adalah untuk lebih menjelaskan permasalahan tentang Individu ,Keluarga, dan Masyarakat  yang ada disekitar kita dan juga sebagai wawasan kepada para pembaca.
Tujuan:
Tujuan makalah ini ditulis adalah sebagai tugas dosen dengan mata kuliah Ilmu Sosial.

II. Latar Belakang

Manusia sebagai makhluk individu, keluarga, dan masyarakat oleh karenanya manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial yang selalu hidup berkelompok atau berorganisasi dan membutuhkan orang lain. Masyarakat merupakan wadah berkumpulnya individu-individu yang hidup secara sosial, masyarakat terdiri dari ‘saya, ‘anda’ dan ‘mereka’ yang memiliki kehendak dan keinginan hidup bersama. Kita tahu dan menyadari bahwa manusia sebagai individu dan makhluk sosial serta memahami tugas dan kewajibannya dalam setiap tatanan kehidupan berkelompok dan dalam struktur dan sistem sosial yang ada.
            Para sosiolog mengartikan sebagai masyarakat sebagai kelompok di dalamnya terdapat orang-orang yang menjalankan kehidupan bersama sebagai satu kesatuan yang diikat melalui kerjasama dan nilai-nilai tertentu yang permanen. Oleh karena itu begitu menariknya judul yang kami bahas sehingga kami mendapat tugas membuat makalah dengen judul Manusia sebagai Individu, Keluarga, dan Masyarakat, semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat khususnya bagi pemakalah dan umumnya bagi para pembaca, serta kami minta maaf apabila makalah ini jauh dari sempurna dan jauh dari yang diharapkan, oleh karena itu kami meminta kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kemajuan makalah ini.























BAB I

III.Tinjauan Teori
-          Individu
            Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosial, melainkan juga mempunyai kepribadian sera pola tingkah laku spesifik damalm dirinya. Terdapat tiga aspek yang melekat sebagai persepsi terhadap individu, yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis-rohaniah, dan aspek-sosial yang bila terjadi kegoncangan pada suatu aspek akan membawa akibat pasa aspek yang lainnya. Individu dalam tingkah laku menurut pola pribadinya ada 3 kemungkinan: pertama menyimpamg dari norma kolektif kehilangan individualitasnya, kedua takluk terhadap kolektif, dan ketiga memengaruhi masyrakat(Hartomo,2004:64).
            Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu masyarakat yang menjadi latar belakang keberadannya. Individu berusaha mengambil jarak dan memproses dirinya untuk membentuk perilakunya yang selaras dengan keadannya dan kebiasaan yang sesuai dengan perilaku yang telah ada pada dirinya.
            Manusia sebagai individu selalu berada di tengah-tengah kelompok individu yang sekaligus mematangkan untuk menjadi pribadi yang prosesnya memerlukan lingkungan yang dapat membentuk pribadinya. Namun tidak semua lingkungan menjadi faktor pendukung pembentukan pribadi tetapi ada kalanya menjadi penghambat proses pembentukan pribadi.
Pertumbuhan Individu
Terdapat tiga aliran konsep pertumbuhan yaitu:
1.      Aliran asosiasi: pertumbuhan merupakan suatu proses asosiasi yaitu terjadinya perubahan pada seseorang secara bertahap karena pengaruh baik dari pengalaman luar melalui panca indra yang menimbulkan sensasi maupun pengalaman dalam mengenal batin sendiri yang menimbulkan refleksionis.
2.      Aliran psikologis Gestalt: pertumbuhan adalah proses diferenisasi yaitu proses perubahan secara perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal sesuatu. Pertama mengenal secara keseluruhan, baru kemudian mengenal bagian demi bagian dari lingkungan yang ada.
3.      Aliran sosiologi: pertumbuhan merupakan proses perubahan dari sifat mula-mula yang asosiasi dan sosial menjadi tahap disosialisasikan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
·         Pendirian Navistik yaitu pertumbuhan individu semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir.
·         Pendirian Empristik dan Enviromental yaitu pertumbuhan individu semata-mata tergantung kepada lingkungan sedangkan dasar tidak berperan sama sekali.
·         Pendirian Konvergensi dan Interaksionisme yaitu interaksi antara dasar dan lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu.
·         Tahap pertumbuhan individu berdasarkan Psikologi.
Fase-fasenya, antara lain:
-          Masa vital
-          Masa estetik
-          Masa intelektual
-          Masa sosial







-Keluarga
            Keluarga berasal dari bahasa sansekerta kula dan warga”kulawarga” yang berarti”anggota”, “kelompok kerabat”. Keluarga adalah lingkungan dimana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah, bersatu. Keluarga inti(“nuclear family”) terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak mereka. Keluarga merupakan unit satuan masyarakat terkecil sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat.
            Menurut Sigmund Freud, keluarga terbentuk karena adanya perkawinan pria dan wanita. Sedangkan  menurut Durkhem, keluarga adalah lembaga sosial sebagai hasil faktor-faktor politik, ekonomi, dan lingkungan. Secara umum dapat dikatakan bahwa keluarga merupakan atau kelompok orang yang mempunyai hubungan darah dan perkawinan. Terdiri dari:
-          Keluarga nuklir/inti/batih (nuclear family) : Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.
-          Keluarga tua (extended family) : keluarga kekerabatan yang terdiri dari 3 atau 4 keluarga batih yang terikat oleh hubungan orang tua atau saudara kandung oleh suatu tempat tinggal bersama yang besar.
-          Keluarga individu tersebut merupakan salah satu keturunan.
Fungsi keluarga secara umum menurut Munandar Soelaeman adalah:
1.      Pengatur seksual

-          Hidup bersama atas dasar suka sama suka
-          Hubungan seorang bangsawan dengan gundiknya 9zaman praindustri masyarkat barat) atau raja dengan selir
-          Melahirkan anak pada masa tunangan.
-          Perzinahan, sang lelaki sudah menikah ataupun sang wanita sudah menikah.
-          Kehidupan bersama wanita yang berkasta tinggi dengan lelaki berkasta rendah.
-          Kehidupan bersama seorang yang bertarak(celibate, pastoral, biarawan, menahan hawa nafsu) dengan orang lain yang juga hidup bertarak atau yang tidak bertarak.
-          Perzinahan, kedua-duanya telah menikah.
-          Incest ( hubungan seksual dalam satu keluarga), saudara lelaki dengan saudara perempuan, bapak dengan anak perempuan, ibu dengan anak lelaki.
2.      Reproduksi
3.      Sosialisasi
4.      Pemeliharaan
5.      Penempatan anak dlam masyarakat
6.      Pemuas kebutuhan perorangan
7.      Kontrol sosial William J. Goode (1983) menyusun jenis-jenis penyimpangan sosial dalam pengaturan seksual menurut ketidak seimbangan dalam struktur sosial, yaitu
Menurut H. Abu Ahmadi
1.      Fungsi biologis
2.      Fungsi pemeliharaan
3.      Fungsi ekonomi
4.      Fungsi keagamaan
5.      Fungsi sosial.
Menurut Soewaryo Wangsanegara
1.      Pembentukan kepribadian
2.      Alat reproduksi
3.      Merupakan eksponer dari kebudayaan masyarakat
4.      Lembaga perkumpulan ekonomi
5.      Pusat pengasuhan dan pendidikan.
Peristiwa terputusnya sistem keluarga, menurut William J, Goode(1983), dapat mengakibatkan terpecahnya suatu unit keluarga. Beberapa macam utama kekacauan keluarga:
1)      Ketidaksahan, unit keluarga tidak lengkap
2)      Pembatalan, perpisahan, perceraian, dan meninggalkan
3)      Keluarga selaput kosong
4)      Ketidakadaan salah satu pasangan karena hal yang tidak diinginkan
5)      Kegagalan peran penting yang tidak diinginkan.


- Masyarakat
            Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya. Tatanan kehidupan, norma-norma yang mereka miliki itulah yang dapat menjadi dasar kehidupan sosial dalam lingkungan mereka sehingga dapat membentuk suatu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri kehidupan yang khas.
            Menilik kenyataan di lapangan, suatu kelompok masyarakat dapat berupa suatu suku bangsa. Bisa juga berlatar belakang suku, dalam pertumbuhan dan perkembangan suatu masyarakat, dapat digolongkan menjadi masyarakat sederhana dan masyrakat maju ( masyarkat modern).
1.      Masyarakat sederhana. Dalam lingkungan masyarkat sederhana (primitif) pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin, nampaknya bertolak belakang dari kelemahan dan kemampuan fisik antara seorang wanita dan pria dalam menghadapi tantangan alam yang buas pada saat itu. Kaum pria melakukan pekerjaanyang berat-berat seperti berburu, menangkap ikan dilaut, menebang pohon, berladang dan beternak. Sedangkan kaum wanita melakukan pekerjaan yang ringan-ringan seperti mengurus rumah tangga, menyusui dan mengasuh anak-anak, merajut membuat pakaian, dan bercocok tanam.
2.      Masyarkat Maju, masyarakat maju memiliki aneka ragam kelompok sosial, atau lebih dikenal dengan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuhdan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai. Organisasi kemasyarakatan tumbuh dan berkembang dalam lingkungan terbatas sampai pada cakupan nasional, regional maupun internasional.
Dalam lingkungan masyarakat maju dapat dibedakan sebagai kelompok masyarakat non industri dan masyarakat industri.
1.      Masyarakat Non Industri
Secara garis besar, kelompok nasional atau organisasi kemasyrakatan non industri dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu:
a.       Kelompok primer
Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota dapat terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Kelompok primer juga disebut kelompok “face to face group”, sebab para anggota sering berdialog bertatap muka. Sifat interaksi dalam kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja dan tugas pada kelompok menerima serta menjalankannya tidak secara paksa, namun berdasarkan kesadaran dan tanggung jawab kepada para anggota secara sukarela.
Contoh-contohnya: keluarga, rukun tetangga, kelompok agama, kelompok belajar dan lain-lain.
b.      Kelompok sekunder
Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karena itu sifat interaksi, pembagian kerja, antara anggota kelompok diatur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional dan objektif.
Para anggota menerima pembagian kerja/tugas berdasarkan kemampuan dan keahlian tertentu, disamping itu dituntut pula dedikasi. Hal-hal tersebut dibutuhkan untuk mencapai target dan tujuan yang telah di flot dalam program-program yang telah sama-sama disepakati. Contohnya : partai politik, perhimpunan serikat kerja/buruh, organisasi profesi dan sebagainya. Kelompok sekunder dapat dibagi dua yaitu : kelompok resmi(formal group) dan kelompok tidak resmi (informal group). Inti perbedaan yang telah terjadi adalah kelompok tidak resmi tidak berstatus resmi dan tidak didukung oleh Anggaran Dasar(AD) dan Anggaran Rumah Tangga(ART) seperti lazim berlaku pada kelompok resmi.
2.      Masyarakat Industri
Durkheim mempergunakan variasi pembagian kerja sebagai dasar untuk mengklarifikasikan masyarakat, sesuai dengan taraf perkembangannya, tetapi ia lebih cenderung memergunakan dua taraf klarifikasi, yaitu sederhana dan yang kompleks. Masyarakat yang berada di antara keduanya diabaikan (Soerjono Soekanto, 1982:190).
Jika pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat bertambah tinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah mengenal pengkhususan. Otonomi sejenis juga menjadi ciri-ciri dari bagian/ kelompok-kelompok masyarakat industri dan diartikan dengan kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada batas-batas tertentu.
Laju pertumbuhan industri-industri berakibat memisahkan pekerja dengan majikan menjadi nyata dan timbul konflik-konflik yang tak terhindarkan, kaum pekerja membuat serikat-serikat kerja/serikat buruh yang diawali perjuangan untuk memperbaiki kondisi kerja dan upah. Terlebih setelah kaum industrialis mengganti tenaga manusia dengan mesin.

Interaksi antara individu, keluarga, dan masyarakat.
Seorang individu barulah individu apabila pola perilakunya yang khas dirinya diproyeksikan pada suatu lingkungan sosial yang disebut masyarakat.
Gambaran mengenai relasi individu dengan lingkungan sosialnya.
1)      Relasi individu dengan dirinya
2)      Relasi individu dengan keluarga
3)      Relasi individu lembaga
4)      Relasi individu dengan komunitas
5)      Relasi dengan masyarakat
6)      Relasi individu nasional

HUBUNGAN ANTARA INDIVIDU, KELUARGA, DAN MASYARAKAT

Aspek individu, keluarga, masyarakat adalah aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Keempatnya mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Tidak akan pernah ada keluarga, maupun masyarakat apabilan tanpa ada individu. Sementara di pihak lain untuk mengembangkan ekstensinya sebagai manusia, maka individu membutuhkan keluarga dan masyarakat, yaitu media dimana individu dapat mengekspresikan aspek sosialnya. Disamping itu, individu juga membutuhkan kebudayaan yakni wahana bagi individu untuk mengembangkan eksistensinya sebagai manusia.
Lingkungan sosial yang pertama kali dijumpai individu dalam hidupnya adalah lingkungan keluarga. Di dalam keluargalah individu mengembangkan kapasitas pribadinya. Di samping itu, melalui keluarga pula individu bersentuhan dengan berbagai gejala sosial dalam rangka mengembangkan kapasitasnya sebagai anggota keluarga. Sementara itu, masyarakat merupakan lingkungan sosial individu yang lebih luas.
Di dalam masyarakat, individu melakukan apa-apa yang sudah dipelajari dari keluarganya. Mengenai hubungan antara individu dan masyarakat ini, terdapat berbagai pendapat tentang mana yang lebih dominan. Pendapat-pendapat tersebut diwakili oleh Spencer, Paeto, Ward, Comte, Durkheim, Summer, dan Wabber. Individu belum bisa dikatakan sebagai individu apabila dia belum dibudayakan. Artinya hanya individu yang mampu mengembangkan potensinya sebagai individulah yang bisa disebut individu. Untuk mengembangkan potensinya kemanusiannya ini atau untuk menjadi berbudaya dibutuhkan media keluarga dan masyarakat.


IV.Metodologi

Metodologi adalah ilmu-ilmu yang digunakan untuk memperoleh kebenaran menggunakan penelusuran dengan tata cara tertentu dalam menemukan kebenaran, tergantung dari realitas yang sedang dikaji. Yang sedang dibahas dalam makalah ini adalah metodologi tentang Individu, Keluarga, dan Masyarakat.

V.Study Kasus

Kasus 1

Konflik Dalam Individu

            Masalah narkoba merupakan masalah nasional dan internasional. Perkembangan dari hari ke hari sulit untuk diberantas. Menurut hasil penelitian Dadang Hawari, Irawati Hawari, dan Asmarohadi tahun 1998 terdapat 100 penderita atau pasien, hasilnya setiap penderita ketergantungan narkotika jenis opiat(heroin) yang diperiksa, ada 9 hingga 10 penderita lainnya (9,72%). Kematian pada penderita ketergantungan narkotika jenis opiat (heroin) mencapai 17.16%. Dengan demikian, jika ditemukan satu orang korban narkotika, maka jumlah orang yang ada disekitarnya diperkirakan adalah 9 atau 10 kalinya. Angka ini pun didukung oleh WHO. Resiko kematian, baik yang over dosis (OD) atau lainnya mencapai 17,16%.
Opini
            Narkoba merupakan masalah yang patut untuk dibahas secara mendalam. Sebab, narkoba saat ini pemakainnya telah mencapai angka yang memprihatinkan. Narkoba juga tidak mengenal batas umur, ataupun status sosial, tua, muda, remaja, kaya, miskin, dan semuanya dapat terpengaruh oleh narkoba. Diharapkan seluruh lapisan masyarakat harus saling bahu-membahu untuk memberantas narkoba. Karena apabila kita telah ketergantungan oleh narkoba, maka akan sulit untuk menghilangkannya. Kematiam merupakan taruhan apabila menjadi pengguna narkoba.

Kasus II

Masalah Antar Kelompok

            Pada waktu sekarang ini tentunya sudah tidak asing lagi dengan perilaku tawuran yang dilakukan oleh berbagai suporter di kancah Liga Super Indonesia. Bahkan tawuran seperti ini tidak jarang mengakibatkan luka-luka hingga kematian. Tawuran ini sangat mudah dipicu dengan saling olok-olokan antar suporter, tensi pertandingan, kepemimpinan wasit, dan masih banyak pemicu lainnya. Pemicu inilah yang memudahkan munculnya tawuran antar suporter yang merasa geram, tidak terima, ataupun kesal terhadap suporer lawan. Lokasi tawuran sendiri juga terjadi dikota-kota besar di Indonesia, khususnya daerah Barat Indonesia. Hal ini senada dengan seringnya pertandingan klub elit di Indonesia. Klub elit inilah yang memiliki suatu magnet yang luar biasa dalam mendatangkan keuntungan bagi pihak penyelenggara tetapi mendatangkan kerusakan di daerah kota akibat tawuran. Fanatisme dalam persepakbolaan di Indonesia sangat berlebihan dan besifat lokal bukan secara universal. Inilah yang dapat mengakibatkan munculnya permusuhan antara pendukukg tim satu dengan yang lain. Berbeda dengan liga Eropa seperti halnya Inggris. Fanatisme bersifat Universal akibat meratanya pemain tim nasional Inggris di berbagai klub liga Inggris, dan juga didukung dengan prestasi yang diraih oleh tim nasional mereka. Jika tim nasional Indonesia memiliki reputasi baik di kancah Internasional maka fanatisme lokal akan berubah menjadi fanatisme universal, akibat meratanya pemain tim nasional yang mereka gandrungi. Sehingga pemain Medan dianggap orang Surabaya, pemain Suarabaya menjadi milik orang Makasar, dan seterusnya. Kefanatikan lokal dapat membuat suatu kelompok menjadi sangat solid karena mereka mempunyai keterikatan bersama sehingga sikpa imitasi dari sebagian suporter yang masih remaja ini dikhawatirkan memicu problem sosial yang lebih serius. Mungkin awalnya hanya senang, namun selanjutna memberi contoh sehingga ikut merusak.
OPINI            
            Sikap seperti inilah yang seharusnya tidak dilakukan oleh para suporter Indonesia. Terlalu arogan, tidak memiliki sportivitas, serta tidak memiliki rasa solidaritas walaupun lain tim. Jika ini terus terjadi, kapan persepakbolaan Indonesia bisa maju?. Seharusnya kita bercermin pada tim di luar negri, yang sangat menjunjung tinggi sportivitas, dan memiliki rasa kebersamaan, sehingga untuk terjadi konflik akan sangat miniim sekali. Sebenarnya tidak sulit untuk melakukan semua hal itu, asal di mulai dari kita saling sportif dan tidak anarkis.























BAB II


VI.Kesimpulan:
            Pada makalah ini kami beberkan beberapa definisi tentang Individu, Keluarga, dan Masyarakat, dan beberapa contoh kasus yang menyangkut judul dari makalah ini yaitu tentang konflik dalam individu yang bermasalah tentang kecanduan narkoba. Memang sekali mencoba pasti akan ketagihan akan barang haram tersebut, tapi peran keluarga serta masyarakat bisa mengurangi korban yang telah kecanduan narkoba dan pengedarannya di masyarakat.
            Dan dari diri kita sendiri pun harus bisa mengenal mana yang baik dan mana yang buruk, semua itu ada di tangan kita masa depan hanya kita lah yang bisa raih. Maka dari itu jauhilah narkoba dan cegahlah teman anda, sahabat, keluarga dari jeratan narkoba, karena sekali kena pilihan hanya ada dua yaitu masuk penjara atau panti rehabilitasi. Satu kata dari kami “SAY NO TO DRUGS”.
            Dan masalah yang selanjutnya yaitu tawuran antar suporter, sudah tidak asing lagi setiap ada pertandingan sepak bola pasti ada saja berita tentang tawuran ini. Mungkin karena para suporter itu terlalu menjagokan timnya dan lebih meremehkan tim orang lain sekaligus mencaci makinya, sehingga tim lain yang merasa terhina karena timnya di  caci maki pun membalasnya dan berujung tawuran. Selain itu penyebabnya juga karena hasil pertandingan tidak memuaskan, atau ketidakpuasan atas wasit yang mengatur pertandingan,dll.
            Sebagai masyarakat Indonesia, kita harus bercermin kepada suporter di luar negri mereka tidak anarkis apapun hasil pertandingannya karena mereka sangat sportiv, dan lebih bersifat universal. Dan menjunjung tinggi rasa kebersamaan dan meniadakan permusuhan karena sebagai suporter harus menerima apapun hasil pertandingan.

























DAFTAR PUSTAKA



No comments:

Post a Comment

20 Cara Membuat Artikel SEO Friendly

  20 Cara Membuat Artikel SEO Friendly Menulis artikel dengan baik belumlah cukup. Anda juga harus membuat artikel tersebut ramah mesin penc...